Kekesing Ati

Wengi iki rembulan oncat, tumiba ing mega putih...
sunare anyloroti gegodhongan kang obah tumiyup ing bebayu...
Yagene kekesing ati isih datan bisa pulih...
amarga rina lan wengi tansah kelingan marang sliramu wong ayu...

Biduk Melenggang

cinta dan setiamu membuat hujan badai mereda...

terganti semilir bayu yang melenggangkan bidukku...

lalu berlabuh dan kutambatkan di pantaimu...

Hapus Ragumu

Wahai peri yang menggenggam setangkai mawar
Tak perlu ragumu berubah menjadi gusar
Meski hujan senja hari tak selalu teriring pelangi
Namun percayakan asamu pada dekap mentari yang setia singgah setiap pagi

Kala senja mulai menggoda...kan kulukis senyummu di kanvas hatiku...

"Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu... Aku ingin mencintaimu dengan sederhana... seperti isyarat yang tak sempat dikirimkan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada..." (Kahlil Gibran)

Bait Rinduku

luaskan beranda hatimu...

tuk menampung bait rindu yang menggebu...

agar aksara dapat melukis rembulan jingga...

dan menjenguk pagi di balik cakrawala...

Tak pandai aku menggubah aksara menjadi kata...

apalagi merangkai kata agar jadi bermakna...

Maafkan aku yang lalai tadi pagi...

karna terlanjur berani melukis hatimu dengan selarik puisi...

Sejak kau letakkan seulas senyum di pelataran hatiku tadi malam...mawar merah di depan rumah jadi bermekaran...lalu apakah arti beban yang harus kusandang...bila hariku tlah terasa ringan...

Bintang di Hatiku

Saat kau sungging senyum di bibirmu yang ranum...ingin kupegang erat puncak mahameru...agar berhenti putaran roda bumi..dan waktu sedetikpun tak berlalu...

Lalu kuajak rembulan emas berdendang di atas lintasan pelangi senja...teriringkan sayup nyanyian buluh perindu...tetaplah engkau menjadi bintang di hatiku...